Wednesday, October 24, 2018

DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM MELALUI PEMERIKSAAN IVA-TES



DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM
MELALUI PEMERIKSAAN IVA-TES

     IVA merupakan salah satu metode untuk melakukan deteksi dini adanya kanker leher rahim.  Skrining  dengan  IVA  ini  dinyatakan  lebih  mudah,  lebih  sederhana,  dan  lebih  murah dibandingkan  dengan  tes pap  smear.
     Karena  itu,  pemeriksaan  IVA  ini  memberikan  harapan besar  untuk  terlindung  dari  ganasnya  efek  kanker  leher  rahim,  jenis  kanker  yang  paling banyak  ditemukan  pada  perempuan  Indonesia  yang  berusia  25  tahun  ke  atas. 
     Masalah  yang menghadang dalam penanggulangan kanker leher rahim di Indonesia adalah masih rendahnya angka cakupan tes deteksi dini atau skrining kanker ini.
     Skrining adalah salah satu cara untuk menemukan  lesi  pre  kanker  dan  kanker  pada  stadium  dini.  Faktanya,  angka  skrining  kanker leher  rahim  di  Indonesia  hanya  berkisar  kurang  dari  (5%)  (idealnya  sekitar  80%).    Karena rendahnya  angka  skrining  itulahmaka  pantas  saja  (70%)  pasien  kanker  leher  rahim, indonesia terdiagnosis pada stadium lanjut. Kondisi ini membuat rendahnya angka kesakitan dan tingginya angka kematian pada pasien kanker leher rahim.
     Di  Indonesia,  kasus  kanker  leher  rahim  menempati  urutan  pertama  dengan  jumlah kasus  14.368  orang.  Dari  jumlah  itu,  7.297  di  antaranya,  meninggal  dunia,  dan  prevalensi setiap  tahunnya  10.823  orang.  Informasi  tersebut  memberikan  arti bahwa  dari  jumlah  kasus yang  ada,  (50,78%)  mengalami  kematian.  Sementara  jika  mengacu  pada  prevalensi  setiap
tahunnya yang mencapai 10.823 kasus, berarti setiap tahun-nya terjadi kematian 5.495 orang. Kasus  kanker  leher  rahim  di  Indonesia,  diperburuk  lagi  dengan  banyaknya  (>70%)  kasus  yang  sudah  berada  pada  stadium  lanjut  ketika  datang  ke  Rumah  Sakit. Kondisi  ini terjadi  juga  di  beberapa  negara  berkembang,  atau  di  negaramiskin.  Agar  tercapai  hasil
pengobatan  kanker  leher  rahim  yang  lebih  baik,  salah  satu  faktor  utama  adalah  penemuan stadium  lebih  awal.  Pengobatan  kanker  leher  rahim  pada  stadium  lebih  dini,  akan  lebih berhasil, sehingga mortalitas akan menurun.
     Pemikiran  perlunya  metode  skrining  alternatif  dilandasi  oleh  fakta,  bahwa  temuan sensitivitas  dan  spesifisitas  Tes  Pap  bervariasi  dari  50-98%.  Selain  itu  juga  kenyataannya skrining  massal  dengan  Tes  Pap  belum  mampu  dilaksanakan  antara  lain  karena  keterbatasan ahli  patologi/sitologi  dan  teknisi  sitologi.  Data  dari  sekretariat  IAPI  (Ikatan  Ahli  Patologi Indonesia)  menunjukkan  bahwa  jumlah  ahli  patologi  178  orang  pada  tahun  2001  yang tersebar  baru  di  13  provinsi  di  Indonesia dan  jumlah  skriner  yang  masih  kurang  dari  100 orangpada  tahun  2001.  Sementara  itu  Indonesia  mempunyai  sejumlah  bidan;  jumlah bidan  di  desa  55.000  dan  bidan  praktek  swasta  (BPS)  kurang  sebanyak  16.000(1997) . Bidan adalah tenaga kesehatan yang dekat dengan masalah kesehatan wanita, yang potensinya
     perlu dioptimalkan, khususnya untuk program skrining kanker leher rahim. Juga adanya fakta bahwa  di  antara  petugas  kesehatan  termasuk  bidan,  kemampuan  dan  kewas-padaan  terhadap kanker leher rahim masih perlu diberdayakan.


 
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Blog Archive